Prasasti Pucangan adalah peninggalan terpenting dari Raja Airlangga, yang memerintah Kerajaan Kahuripan antara 1019-1042. Prasasti Pucangan berasal dari batu andesit, berupa blok dengan ukuran 1,5 meter x 1 meter x 0,5 meter. Prasasti ini ditemukan di Desa Pucangan, Kecamatan Pacitan, Jawa Timur pada tahun 1913 oleh seorang arkeolog bernama N.J. Krom. Prasasti Pucangan memuat informasi tentang Kemaharajaan Airlangga dalam menguasai Jawa. Dirinya dikenal sebagai sosok raja tangguh dan pembaharu Jawa.
Prasasti Pucangan menguak riwayat panjang Airlangga. Salah satunya tentang agama yang dianut Raja Kahuripan tersebut. Berdasarkan keterangan dari prasasti-prasastinya (Airlangga), diketahui ada empat agama yang berkembang saat itu, yaitu Hindu, Budha, Rsi dan Brahmana. Vernika Hapri Witasari dalam skripsinya tahun 2009 berjudul ‘Prasasti Pucangan Sansekerta 959 Saka: Suatu Kajian Ulang’ menjelaskan, kemungkinan agama yang dianut Airlangga adalah Hindu Siwa. Interpretasi ini diperkuat data dari Prasasti Pucangan Jawa Kuno. Yakni ketika Raja Wurawari menyerang Medang Kamulan tahun 1016 masehi. Airlangga lantas lari ke hutan bersama abdinya, Narottama. Selama dalam pelarian, Airlangga hidup bersama kaum rsi di hutan. Menurut Vernika, pada masa tersebut Airlangga menjalani tahap pertama caturasrama dalam agama Hindu. Yaitu tahap brahmacharya sebagai seorang yogi. Airlangga sebagai mahayogi juga dijelaskan dalam Kakawin.
Prasasti Pucangan bisa dikatakan salah satu prasasti yang sangat penting karena memuat profil Prabu Airlangga, Raja Jawa yang bahkan kiprahnya dianggap lebih hebat dari Hayam Wuruk dari Majapahit. Prasasti Pucangan berasal dari batu andesit, berupa blok dengan ukuran 1,5 meter x 1 meter x 0,5 meter. Prasasti ini ditemukan di Desa Pucangan, Kecamatan Pacitan, Jawa Timur pada tahun 1913 oleh seorang arkeolog bernama N.J. Krom. Prasasti Pucangan memuat informasi tentang Kemaharajaan Airlangga dalam menguasai Jawa. Dirinya dikenal sebagai sosok raja tangguh dan pembaharu Jawa.
Prasasti Pucangan merupakan peninggalan Kerajaan Kahuripan masa Raja Airlangga. Prasasti Pucangan diketahui menjadi koleksi di Indian Museum di Kolkata, India. Saat ditemukan prasasti dalam keadaan tak terawat. Untuk itu, pemerintah Indonesia dan India membahas untuk memulangkan prasasti Pucangan. Sebab, prasasti tersebut memuat informasi tentang silsilah Raja Airlangga. Hilmar Farid dalam foto unggahannya mengatakan, isi prasasti Pucangan membahas informasi penting pada masa Kerajaan Kahuripan. Isinya termuat dalam 2 bahasa, Jawa Kuno dan Sansekerta. Tak hanya silsilah Airlangga, namun juga perjalanannya sebagai Raja Kahuripan.
Pemerintah Indonesia berencana memulangkan prasasti Pucangan dari salah satu museum di India. Prasasti Pucangan merupakan peninggalan Kerajaan Kahuripan masa Raja Airlangga. Rencananya, prasasti itu akan dibawa pulang ke Indonesia pada momen KTT G20 tahun depan di India.
Dalam rangka mempromosikan wisata sejarah, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag) mengembangkan desa wisata situs peninggalan Raja Airlangga di Jombang. Desa wisata tersebut akan menghadirkan berbagai atraksi wisata sejarah, seperti museum, taman sejarah, dan pusat kerajinan.
Prasasti Pucangan adalah peninggalan sejarah yang sangat penting bagi Indonesia, khususnya untuk mempelajari sejarah Kerajaan Kahuripan dan Raja Airlangga. Dengan adanya rencana pemulangan prasasti tersebut, diharapkan dapat memperkaya pengetahuan sejarah Indonesia dan mempromosikan wisata sejarah di Indonesia.